-->

In aboutlove bait love old puisi simple together

Suatu Hari Nanti




Suatu Hari Nanti

Bolehkah aku sedikit menyeimbangkan angan dengan realita? Mengukir secara jelas cerita yang akan kita tapaki di usia enampuluh atau tujuhpuluh. Dengarlah, doaku tetap sama semesta menyatukan kita dengan bijaksana. Dan jika sebelum usia tersebut salah satu di antara kita telah tiada, berjanjilah untuk tetap setia. Karena aku yakin kita tidak pernah berpisah secara hati namun tempat. Anggaplah kita sedang diuji untuk longdistance dan suatu ketika nanti kita akan bertemu kembali.

Aku selalu menyemogakan segala hal termasuk menemanimu diusia yang tak lagi muda. Kau percaya cinta bukan? Dia tak akan pernah melihat tubuhmu yang mulai keriput dan rambut putihmu yang semakin kusam. Dia tidak pernah mau tahu tentang dirimu yang semakin lemah atau bahkan tidak mampu kembali menemani menapaki jalan yang dulu pernah kita lalui. Cinta tidak pernah menuntut untukmu menjadi orang lain, percayalah itu.

Suatu saat nanti, di hari yang ntah keberapa diusia kita yang mulai senja. Kuingin mengukir kembali nostalgi yang perlahan hilang di telan waktu berloncatan. Di taman ini, di tengah jantung kota yang dulu menjadi tempat kita berbincang kesana kemari, kuingin kembali menghadirkan namamu diantara riuhnya anak muda berfoto selfi. Mengindahkan apaapa yang ada disekitarnya termasuk cerita kita yang dulu juga kita ukir di tempat ini.
Mungkin, kita tak lagi mampu berjalan tegap. Mungkin kita akan lebih rapat menggandeng tangan karena ketidak mampuanmu atau aku yang sudah punya sakit sendi. Mungkin kamu akan membawa tongkat kayu, atau malah aku? Ah ... itu bukan masalah, yang jelas aku bahagia kali ini menemanimu menghirup udara dengan bebas. Ternyata benar, kepandaianmu menjaga jantungmu dan hanya kau isi dengan cinta serta kasih untukku sangat berharga, buktinya kau tak pernah mengeluh mengenai jantungmu sesak atau lainnya.

Setelahnya, aku ingin merapikan syalmu yang mulai berterbangan. Membenarkan kacamatamu yang akan terjatuh bahkan menyuapkan makanan kedalam mulutmu secara konstan sembari melihat anak dan cucu kita berlarian.
Bagaimana, apakah kau ingin? Sungguh aku menginginkannya, menjadi pendampingmu dari usia muda hingga renta, tak pernah sedetikpun hilang dari sekejap mata, dan menjadikanmu bahanku berbincang dengan pemilik semesta.


Aku ingin mencintaimu dengan segala kesederhanaan, menemanimu diusia senja dengan kebahagiaan melihat putra serta putri kita menjadi orang terdepan. Aku ingin menjaga cintamu dengan utuh setelah segalanya kita bangun dengan peluh. Aku ingin kita terus begitu, hingga waktu yang tak kembali merestu, hingga semesta memisahkan dua yang telah menjadi satu.
--AKSARAmadhani.

Related Articles

2 komentar:

  1. Hay sobat.
    Di sini kontak resmi pengaduan dan pertanyaan seputar ekomerce
    sobat bisa hubungi cs akulaku di
    WhatsApp:0816956125/Atau email
    Call senter.akulaku.indoneisa
    Kami siap membantu Anda 1x24jm
    ## MF )

    ReplyDelete
  2. Hay sobat.
    Di sini kontak resmi pengaduan dan pertanyaan seputar ekomerce
    sobat bisa hubungi cs akulaku di
    WhatsApp:0816956125/Atau email
    Call senter.akulaku.indoneisa
    Kami siap membantu Anda 1x24jm
    ## MF )

    ReplyDelete

Pages