-->

In aboutlove always hati heart love

Menulis Kita





Menulis Kita
i.
Barangkali nanti kita akan terduduk di satu beranda; menyibak buku tua yang diisi puisi-puisi masa muda kita di kertas yang telah menguning warnanya.
ii.
Kau membakar cerutu, dan aku pasti mencak-mencak sebab tahu: nanti malam, kau takkan alpa dari batuk-batukmu yang kering dan nyaring.
iii.
Kita gemar mengisi malam; menyiasati kantuk dengan secangkir kopi dan film laga yang kutonton dengan sedikit terpaksa sebab hanya kau yang paham jalan ceritanya.
iv.
Kau dan aku sama-sama tak butuh pelbagai jenis jam: yang dipasang di dinding rumah atau pergelangan tangan. Kita pandai mengolah waktu dalam genggaman.
v.
Kita akan bertengkar di bibir pagi jika aku memaksamu bangun untuk mengantarku ke pasar--sebab matamu baru terkatup saat muadzin menyuarakan adzan di surau belakang rumah. Setelah lelah, kau kembali tidur dan berhenti marah.
vi.
Kuperkirakan kau masih tetap keras kepala. Menghindar dari pengumuman kerja bakti yang digembar-gembor ketika masih pagi. Lalu kau memintaku berbohong pada tetangga kanan kiri: "Bilang saja tubuhku belum sampai di rumah sedari malam tadi."
vii.
Kau masih paham betul bagaimana aku. Sesekali di hari minggu, kau akan pergi ke toko buku tanpa pamit. Lalu pulang menjelang sore dengan tentengan plastik berisi satu atau dua buku puisi yang kuimpi-impikan dari berminggu lalu.
viii.
Kita akan lebih menghargai sisa waktu saat sudah ber-anak-cucu. Terduduk di beranda, menyesap aroma hujan dan menertawakan pertemuan pertama kala masih belia dan malu-malu.
Gwyll S.
2017

Related Articles

0 komentar:

Post a Comment

Pages